Mantra pelet bulu kemaluan

Mantra pelet - "Cinta tidak diterima dukun bertindak," makna ini barangkali udah sering Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari. Meski kalimat itu sering digunakan dalam dialog sinetron atau film-film horror, tetapi ternyata ada beherapa hal yang melatarbelakangi munculnya makna tersebut.

Ya, demi memperoleh wanita atau pria idamannya, sebagian orang nekat melakukan bermacam upaya, salah satunya dengan cara supranatural. Meski di luar akal sehat, cara ini ternyata masih dipercayai oleh banyak orang sebab dianggap ampuh dalam melancarkan 'urusan' mereka.

Berbicara soal supranatural, salah satu cara yang populer di kalangan masyarakat Indonesia adalah pengetahuan pelet. Perlu diketahui, pengetahuan pelet merupakan cabang dari pengetahuan gaib yang berfaedah memengaruhi alam bawah mengerti seseorang agar tetanam rasa cinta kepada si pengirim pelet.


Beberapa saat lalu, seorang pengguna twitter dengan user @kisahtanahjawa sempat mengatakan secara gamblang salah satu type pelet yang sampai saat ini masih sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Pelet tersebut diberi nama ajian 'Jem*ut Sirepan'.

Sesuai dengan namanya, cara kerja pelet ini melalui media bulu kemaluan untuk menghipnotis lawan jenis.

"Filosofinya sederhana. Agar agar cintanya dapat selalu tumbuh layaknya halnya bulu kemaluan yang dapat selalu tumbuh meski udah dicukur. Siapapun yang mulanya memprakarsai pelet ini, pastilah orang yang sangat sangat kreatif, haha," tulis akun tersebut.

Kunci dari pelet ini dipercaya dapat menyerang psikis dan nafsu birahi sang target, agar selalu terbayang keinginan untuk bersetubuh dengan si pengirim pelet. Tanda-tanda orang yang udah terkena ajian ini umumnya mengalami pusing dan kelimpungan terkecuali tidak bercinta dengan sang 'empunya'.

"Umumnya pelet ini digunakan oleh para pelakor dan pekerja seks komersial untuk sebuah kepentingan pribadi, layaknya meminta duit atau semacamnya. Intinya, terkecuali pelet ini udah digunakan oleh sang pelaku, sang korban dapat menuruti semua tekad pelaku,"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel